Sementara, pergi ke masa lalu adalah sesuatu yang tak masuk akal. Sebab, kata Hawking, itu merusak aturan fundamental yakni, 'sebab datang lebih dulu sebelum akibat'. Jika orang bisa kembali ke belakang, berarti dia bisa menembak dirinya di masa lalu. Dia menjelaskan, ketika pesawat luar angkasa mendekati kecepatan cahaya, kru pesawat bisa memulai melompati tahun-tahun bumi dalam hitungan hari. Ini memberi kesempatan pada manusia untuk kembali mengawali peradabannya. "Butuh waktu enam tahun dalam energi maksimal untuk mencapai kecepatan ini," kata Hawking, seperti dimuat laman News.com.au, Senin 3 Mei 2010. Dua tahun pertama, jelas dia, pesawat luar angkasa akan mencapai setengah dari kekuatan cahaya yang ditargetkan dan jauh di luar tata surya. "Setelah dua tahun, pesawat akan melaju pada 90 persen kecepatan cahaya," tambah dia. Dua tahun berikutnya, dengan dorongan penuh, pesawat luar angkasa akan mencapai kecepatan penuh, 98 persen dari kecepatan cahaya. "Saat itu, satu hari di pesawat setara dengan setahun di Bumi." "Dalam kecepatan seperti itu, perjalanan ke tepi galaksi akan hanya butuh 80 tahun di angkasa."
Hawking mengakui bahwa ia terobsesi dengan perjalanan waktu. Kepada Daily Mail, jika bisa ke masa lalu dia mengaku ingin mengunjungi Marilyn Monroe atau di masa kehidupan Galileo saat dia mengarahkan teleskopnya ke 'surga' angkasa. Hawking mengatakan semakin tua, ia peduli tentang apa yang dipikirkan orang-orang tentang teori. Bahkan tak khawatir disebut gila. "Penjelajahan waktu yang dulunya dianggap bid'ah ilmiah, aku sudah terbiasa menghindari pembicaraan itu karena takut disebut pengrusak."Hari ini aku tidak merasa perlu begitu hati-hati," kata Hawking. "Meski aku tak bisa bergerak dan hanya bisa bicara melalui komputerku. Tapi, pikiranku bebas, bebas untuk mengekplorasi alam semesta dan mempertanyakan pertanyaan besar, apakah penjelajahan waktu itu mungkin? Bisakah kita membuka portal ke masa lalu atau menerobos ke masa depan." Profesor Universitas Manchester, Brian Cox mengatakan kepada The Times bahwa teori Hawking dilandasi basis ilmiah yang teruji dalam penelitian oleh Large Hadron Collider di Jenewa. (adi)
Sumber: vivanews.com
Comments :
Post a Comment