Kematian di UGD Lebih Sering di Akhir Pekan

Jakarta (ANTARA News) - Angka kematian di unit gawat darurat (UGD) lebih tinggi pada akhir pekan dibandingkan hari biasa, demikian hasil kajian yang disiarkan Selasa (6/7). Kajian yang disiarkan Healthday News tersebut menyatakan berkurangnya staf di UGD pada akhir pekan menjadi penyebab meningkatnya kematian di hari itu. Para dokter spesialis mungkin tak tersedia bertugas sehingga lebih sedikit paramedis yang bertugas pada akhir pekan, katanya. Menurut kajian itu, kelelahan yang dialami dokter juga diduga menjadi salah satu faktor lainnya. Para peneliti mengkaji hasil dari 10 studi yang mempelajari kaitan antara waktu orang masuk ke UGD dan angka kematian di Amerika Utara, Eropa dan Asia. Delapan studi yang mengkaji angka kematian selama hari itu dibandingkan dengan waktu malam dan tak menemukan perbedaan. Enam studi yang mempelajari masuknya 180.060 orang selama akhir pekan dibandingkan dengan hari lain dan memperkirakan mereka yang masuk UGD pada akhir pekan mempunyai kemungkinan meninggal delapan persen lebih banyak dari hari normal.

Namun risiko itu sesungguhnya dapat mencapai 13 persen atau paling rendah empat persen, kata pemimpin kajian tersebut Dr. Rodrigo Cavalazzi, pembantu profesor medis di University of Louisville. Para penulis kajian itu menyesuaikan statistik mereka sehingga mereka takkan terkecoh oleh perbedaan mengenai parahnya penyakit antara pasien pada hari kerja dan akhir pekan. "Kami kira masih menjadi perbedaan apakah pasien yang masih UGD selama jam libur menghadapi resiko kematian yang meningkat," kata Cavallazzi. Hasil studi tersebut tak bisa membuat Cavalazzi berspekulasi lebih mengenai perbedaan antara kematian pada hari kerja dan akhir pekan. "Mungkin lebih sulit untuk memperoleh pengobatan dan pemeriksaan penting selama akhir pekan, meskipun kajian kami tak memberi data yang memperlihatkan ini," kata Cavalazzi sebagaimana dilaporkan kantor berita China, Xinhua. Walaupun ada temuan tersebut, para ahli kesehatan mengatakan pasien tak perlu menunggu sampai Senin pagi jika merasa sakit di dada atau temperatur tinggi pada akhir pekan. "Jangan menunggu," kata Dr. Richard Dubinsky, Direktur Program Syaraf di University of Kansas Medical Center, yang mengetahui temuan kajian itu. "Jika Anda mengira menderita sakit parah atau mengalami serangan jantung atau stroke, jangan menunggu untuk meminta bantuan."

Dubinsky mengatakan juga ada kemungkinan lain atas tingginya angka kematian pada akhir pekan, yakni karena orang yang masuk rumah sakit pada akhir pekan, mungkin lebih sakit dibandingkan dengan mereka yang datang pada hari lain dalam satu pekan. Kendati studi dalam kajian tersebut berusaha memperhitungkan parahnya penyakit, Dubinski mengatakan studi itu mungkin tak berkenaan dengan beberapa kasus penyakit yang lebih parah. Pada akhir pekan, katanya, pasien mungkin menunggu lebih lama sampai rumah sakit menangani gejala serangan jantung atau stroke. Pada saat mereka sampai di sana, mereka mungkin berada dalam kondisi yang lebih buruk. Dalam penelitiannya sendiri, Dubinsky telah mendapati orang yang masuk rumah sakit karena jantung mereka berhenti berdenyut secara tiba-tiba menghadapi kemungkinan 13 persen lebih tinggi untuk meninggal pada akhir pekan. "Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kemungkinan penyebab meningkatnya kematian pada pasien yang masuk UGD pada akhir pekan sebelum perubahan radikal disarankan bagi penanganan UGD," kata Dubinsky.Xin/C003/T010/AR09

Sumber: Antara, Rabu, 7 Juli 2010

Comments :

0 comments to “Kematian di UGD Lebih Sering di Akhir Pekan”

Post a Comment