Makanan dengan tingkat kepadatan tinggi nutrisi meliputi berbagai buah, sayuran, padi-padian, kacang-kacangan dan ikan, sementara makanan dengan tingkat kepadatan tinggi kalori adalah makanan penutup, keripik kentang dan daging olahan. Selama tujuh tahun ke depan, 70 pria dan 372 wanita dalam penelitian tersebut berpeluang menderita patah tulang, yang tidak terkait dengan kecelakaan besar. Secara umum, penelitian tersebut menemukan bahwa dalam setiap 40 persen peningkatan kalori dalam buah, sayuran dan makanan padat nutrisi lain menyebabkan kecenderungan menderita patah tulang dalam 10 tahun ke depan menurun sekitar 14 persen terhadap wanita. Hal itu berlaku bahkan ketika mereka memperhitungkan unsur lain, seperti, berat badan, kepadatan tulang, kebiasaan merokok, dan kebiasaan minum kalsium dan vitamin D. Terdapat pola sama di antara pria, yang tidak bermakna secara statistik. Tapi, tidak ada hubungan antara risiko patah tulang dan diet dengan makanan padat kalori. Langsetmo mengatakan bahwa meskipun penelitian tersebut tidak membuktikan bahwa diet kaya nutrisi dapat mencegah patah tulang, pesan yang ingin disampaikannya adalah bahwa diet lebih sehat --dengan mengurangi bahaya serangan jantung serta diabetes-- juga dapat berdampak baik bagi keadaan tulang. Ia juga mengingatkan bahwa yang memiliki kebiasaan makan makanan kaya nutrisi juga cenderung lebih sehat daripada yang menghindari sayuran, melakukan lebih banyak olahraga, dan mengurangi rokok.(Uu.KR-PPT/B002/R009)
Sumber: Antara, Kamis, 18 November 2010
Comments :
Post a Comment